Kulonprogo Siap Laksanakan 5 Hari Sekolah

Berita 0

Foto: Para siswa SMP 1 Wates sedang mengikuti saIah satu kegiatan sekolah (dnr/red)

 

KULONPROGO – Dinas Pendidikan Kulonprogo pasrah dengan rencana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang akan menerapkan lima hari sekolah dalam seminggu.

Meski rencana tersebut diwarnai pro-kontra, tidak ada alasan bagi dinas untuk tidak melakukan persiapan jika nanti benarbenar diterapkan. “Kita harus siap dan saat ini persiapan sudah mulai karena sebelumnya perangkat untuk enam hari,” papar Sumarsono, Kepala Dinas Pendidikan Kulonprogo, kemarin. Dalam lima hari kerja, ada beberapa perbuahan mendasar yang harus dilakukan. Salah satunya menyangkut kurikulum pendidikan. Termasuk melakukan pemetaan terhadap sekolah yang ada dan kajian apa yang menjadi kendala. Dinas sendiri sampai saat ini belum melakukan koordinasi dengan sekolah.

Mereka masih menunggu petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan lima hari sekolah. Hanya secara informal sudah dilakukan komunikasi dengan tenaga pendidik dan kepala sekolah. “Beberapa sekolah harus memulai persiapan,” ujarnya. Jika program lima hari sekolah diterapkan, diharapkan tidak ada lagi kegiatan pada hari Sabtu. Kegiatan ekstrakurikuler juga diharapkan pada hari-hari itu. Semestinya tidak ada lagi kekurangan waktu dan harus menggunakan hari Sabtu.

“Tantangan adalah bagaimana siswa bisa senang dengan penerapan ini,” ujarnya. Kepala SMPN 1 Galur, Edi Suwarno, mengaku tidak ada masalah jika nanti program itu dilaksanakan. Di luar negeri pendidikan lima hari sudah banyak diterapkan. Waktu pendidikan pun dirasakan akan cukup. Jika memang kurang, masih bisa diupayakan dikerjakan di rumah dengan layanan berbasis internet. “Ya nanti dilihat dulu kesiapannya, kita akan evaluasi cocoknya seperti ini, kalau sekolah dan guru siap,” ujarnya. Kepala SMK N 1 Temon, Bejo Wahyono, mengaku secara prinsip sekolah harus siap.

Apalagi di sekolahnya sudah biasa anak-anak pulang sore. Jika nanti ada kekurangan dan harus menggunakan hari Sabtu, akan dikonsultasikan ke dinas. “Anak-anak biasa pulang sore, kita siap,” terangnya. Guru SMPN 1 Girimulyo, Tarjo, mengaku belum ada rapat koordinasi khusus mengenai kebijakan lima hari sekolah. Sebagai guru dirinya siap-siap saja, sebagai ajang pembuktian profesionalisme guru. “Kalau bagi guru tidak ada masalah. Cuma siswa nanti akan jemu tidak. Ini tantangan bagi dinas dan sekolah, begitu juga siswa,” ujarnya.

Kuntadi

Sumber: koran-sindo.com

author

Author: 

Related Posts

Leave a Reply